Kejadian penyakit Demam Berdarah tiap tahun semakin meningkat di Indonesia, jumlah ini bertambah pesat terutama pada musim penghujan dan paska banjir. Adapun penyebabnya adalah adanya air tergenang, yang kemudian dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypty.
Pada kesempatan sambang di Desa Semangat Dalam Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala, Sabtu (24/2/2018). Aipda M. Asbi Sadiki memanfaatkan momen saat ibu-ibu di desa binaaanya berkumpul untuk mengajak menjaga selalu kebersihan demi menghindari demam berdarah.
“Pada musim hujan populasi nyamuk demam berdarah meningkat karena banyaknya tempat berinduk Nyamuk Aedes Aegypti sehingga nyamuk Aedes Aegypti mudah berkembang, dan semakin potensial menggigit anak dan remaja sehingga akhirnya terjangkit demam berdarah,” kata Aipda M. Asbi Sadiki.
Meski demikian, kondisi tersebut dapat dicegah jika kita bisa menutup sumber-sumber genangan air pada lingkungan rumah. Selain itu, menguras dan menyikat bak mandi dan menaburkan bubuk abate tempat yang ada genangan air.
Cepat menutup segala tempat penampungan air seusai hujan turun, lalu menguras dan menyikat bak mandi serta memberikan bubuk abate ke tempat-tempat yang menampung air gentong air, vas bunga, kolam, di sekitar tempat bermain anak. Singkatnya memang, upaya itu seperti menjalani prinsip 3M untuk mencegah demam berdarah
Selain genangan air yang menjadi tempat berkembang biak, lingkungan kotor setelah banjir juga menjadi lingkungan favorit bagi para nyamuk. Sehingga dibutuhkan kerja keras untuk membersihkan lingkungan agar terhindar dari demam berdarah. Untuk menghindari gigitan nyamuk dewasa dapat dilakukan dengan fogging.
“Jika faktor lingkungan sudah bersih, maka mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan vitamin dan membantu meningkatkan daya tahan tubuh bagi anak-anak dan remaja,” tutur Aipda M. Asbi Sadiki. (Polres Batola)
Penulis : Achmad Wardana
Editor : Drs. Hamsan
Publish : Brigadir Yudha Krisyanto