Polda Kalimantan Selatan menggelar Simulasi Pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di 4 (empat) Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan. Selama pelaksanaan simulasi, kendaraan bermotor tidak diperbolehkan parkir di Halaman Upacara Mapolda Kalimantan Selatan.
Simulasi pengamanan yang dilakukan oleh Direktorat Sabhara Polda Kalimantan Selatan ini telah dimulai sejak beberapa hari yang lalu yang dipimpin Dir Sabhara Polda Kalsel Kombes Pol Drs. Muhamat Khosim, M.Hum didampingi Wadir Dit Sabhara Polda Kalsel AKBP Leo Joko Triwibowo, SIK. dan AKBP Toetoes serta diikuti ratusan personil Dit Sabhara baik Polda Kalimantan Selatan maupun Polres jajaran.
Latihan dilakukan agar Polisi benar-benar siap mengantisipasi setiap potensi kerusuhan. “Ini kesiapan kita menciptakan situasi Kamtibmas, mengantisipasi konflik sosial yang muaranya pada kesiapan pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di 4 (empat) Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan,” kata Kapolda Kalimantan Selatan Brigjen Pol Drs. Rachmat Mulyana usai menyaksikan simulasi di Halaman Upacara Mapolda Kalimantan Selatan, Rabu (31/1/2018).
Dalam latihan ini, turut hadir Waka Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol Nasri., S.I.K., M.H., Irwasda Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol Drs. Djoko Poerbo Hadijojo, M.Si., serta seluruh Pejabat Utama Polda Kalimantan Selatan.
Menurut Kapolda Kalimantan Selatan Brigjen Pol Drs. Rachmat Mulyana simulasi mulai tahap awal terutama masalah pengendalian massa. Untuk pengamanan unjukrasa sampai tahap ke-5, yaitu penggunaan sekuti barier, water cannon dan gas air mata. “Senjata api tidak digunakan pada waktu penanganan unjukrasa,” tandas Kapolda Kalimantan Selatan Brigjen Pol Drs. Rachmat Mulyana.
Kapolda Kalimantan Selatan Brigjen Pol Drs. Rachmat Mulyana menjelaskan bahwa semua wilayah di Jatim akan diberikan pengamanan maksimal tanpa kecuali di 4 (empat) Kabupaten yang melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yakni Kabupaten Tanah Laut, Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Tabalong. Targetnya menciptakan situasi kondusif dan mencegah konflik.
Dalam simulasi itu digambarkan, bagaimana cara penanganan kepolisian terhadap aksi ratusan massa yang tak terima hasil pemilu legislatif dengan mengamuk saat unjuk rasa di Kantor KPU. Mereka merusak pagar dan melempari kantor komisi penyelenggara pemilu tersebut.
Massa yang sudah jengkel dengan kinerja KPU terus merangsek pagar betis Polisi. Saling dorong antara pengunjuk rasa dan petugas terjadi beberapa kali. Massa beringgas memukuli tameng polisi dan melempari dengan batu dan kayu.
Terdesak polisi menembakan water cannon untuk memecah konsentrasi massa dikuti pasukan anti huru-hara merangsek masuk. Massa kocar-kacir. Sebagian terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit dengan ambulance.
Namun massa belum jera dan terus melakukan tindakan anarkis dan membakar ban. Untuk meredamnya dikerahkan pasukan anti anarkis, ratusan tembakan peringatan dilepaskan, gas air mata juga ditembakkan. Barulah massa situasi bisa dikendalikan.
Penulis : Achmad Wardana
Editor : Drs. Hamsan
Publish : Brigadir Yudha Krisyanto