Revolusi mental yang menjadi jargon pemerintahan Jokowi-JK, belakangan menjadi perbincangan hangat, termasuk oleh Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Sebagai upaya berkontribusi bagi bangsa, HIMPSI kerap menerbitkan buku tematik setiap tahunnya, dengan tema terkait isu nasional yang relevan.
Buku seri sumbangan pemikiran Psikologi untuk bangsa mengambil tema ‘Revolusi Mental’ dengan 33 tulisan dari 41 penulis yang merupakan anggota HIMPSI.
Setelah lahir, Buku bertajuk ‘Revolusi Mental : Makna dan Realisasi’ ini dibedah di ruangan Teater Fakultas Kedokteran Gigi Unlam Banjarmasin Jl Veteran. Yang menghadirkan nara sumber Johanes Seno Aditya (Pengurus HIMPSI Pusat), dr H Suharjo Ass.! Pemerintahan Pemprov Kalsel, Hasan Ismail MM (Ketua KNPI Kalsel) dan Isti Rahayu SPd SPsi (Kabag Psikologi Biro SDM Polda Kalsel).
Menurut Isti Rahayu, buku ini memberikan kontribusi dan sumbangan gagasan dari anggota komunitas Psikologi Indonesia.
“Karena kita semua tahu, bahwa revolusi mental saat ini adalah konsep yang diusung oleh pemerintah kita. Komunitas Psikologi Indonesia ingin menyumbangkan gagasan baik dalam bentuk konsep maupun dalam bentuk karya nyata mereka dari apa yang selama ini dilakukan untuk bisa menjadi masukan bagi pemerintah,” katanya Sabtu (3/10).
Bahwa buku ini adalah pandangan komunitas psikologi dalam memberikan positif psikologi kepada masyarakat.
“Sebab pemikiran positif ini yang perlu dibenahi, sehingga peran media untuk share informasi imbang antara positif dan negatif juga menjadi peran penting sebagai edukasi ke masyarakat,” katanya.
Secara nyata, kata dia, setiap perubahan dimulai dari langkah kecil untuk menjadi lebih baik, satu diantaranya adalah mengubah mindset sebelum menjadi kebiasaan dan budaya.
Revolusi mental adalah mengembalikan konsep bangsa Indonesia yang adiluhung dan masyarakat sebagai pengaplikasinya.
rel/tribratanews